Elroy Ramantan
Elroy Ramantan (lahir di Brunei) adalah seorang seniman dan kurator yang berfokus pada advokasi budaya dan penguatan identitas-identitas yang terpinggirkan. Melalui fotografi, media campuran, dan instalasi berbasis komunitas, ia mendokumentasikan serta menantang narasi dominan seputar keberadaan tanpa kewarganegaraan, keindigenan, migrasi, dan aksesibilitas—berdasarkan pengalaman hidupnya di Brunei dan wilayah Borneo. Elroy mendirikan Minority Agenda, sebuah inisiatif yang menggunakan seni sebagai alat perubahan sosial. Pamerannya seperti Art for Change: Palestine dan The Dan Lain Lain Exhibition menjadi intervensi budaya terhadap isu-isu yang sering dibungkam.
KURATORIAL
Living Borders, Breathing Worlds menghadirkan enam seniman Brunei yang karyanya mengeksplorasi tema-tema yang saling terkait antara ekologi, identitas, dan ingatan. Melalui medium seni visual, film, kolase, dan ilustrasi, pameran ini menampilkan karya Dystopia Through the Screen oleh Iman Shamsuddin, Heart Break of Borneo oleh Elroy Ramantan, Creator II oleh Maziyah Yussof, Roots Unveiled oleh Halim Ashari, The Sultanate of Tranquility oleh Bella Kasnon, serta The Botanical Map of Borneo oleh Susannah Anak Rogo Sitai Liew. Dikurasi oleh Elroy Ramantan, pameran ini memandang isu lingkungan bukan sekadar persoalan ekologi, melainkan sebagai dialog hidup yang mencakup budaya, politik, dan perjuangan untuk bertahan. Para seniman ini dipilih karena keberanian mereka dalam menghadapi isu-isu seperti perpindahan paksa, penghapusan budaya, dan pembangunan berlebihan, sambil tetap menghormati warisan ekologi dan budaya adat Brunei yang kaya.Karya-karya mereka merefleksikan lingkungan sebagai ruang untuk merasa memiliki sekaligus sebagai bentuk perlawanan: dari distorsi dunia digital hingga deforestasi di Borneo; dari simbolisme spiritual dan transisi budaya hingga lenyapnya spesies dan pengetahuan secara diam-diam. Bersama-sama, mereka menantang kita untuk melihat alam bukan sebagai alam liar yang jauh, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas manusia, ingatan, dan perjuangan hidup.
Elroy Ramantan
Elroy Ramantan (lahir di Brunei) adalah seorang seniman dan kurator yang berfokus pada advokasi budaya dan penguatan identitas-identitas yang terpinggirkan. Melalui fotografi, media campuran, dan instalasi berbasis komunitas, ia mendokumentasikan serta menantang narasi dominan seputar keberadaan tanpa kewarganegaraan, keindigenan, migrasi, dan aksesibilitas—berdasarkan pengalaman hidupnya di Brunei dan wilayah Borneo. Elroy mendirikan Minority Agenda, sebuah inisiatif yang menggunakan seni sebagai alat perubahan sosial. Pamerannya seperti Art for Change: Palestine dan The Dan Lain Lain Exhibition menjadi intervensi budaya terhadap isu-isu yang sering dibungkam.
KURATORIAL
Living Borders, Breathing Worlds menghadirkan enam seniman Brunei yang karyanya mengeksplorasi tema-tema yang saling terkait antara ekologi, identitas, dan ingatan. Melalui medium seni visual, film, kolase, dan ilustrasi, pameran ini menampilkan karya Dystopia Through the Screen oleh Iman Shamsuddin, Heart Break of Borneo oleh Elroy Ramantan, Creator II oleh Maziyah Yussof, Roots Unveiled oleh Halim Ashari, The Sultanate of Tranquility oleh Bella Kasnon, serta The Botanical Map of Borneo oleh Susannah Anak Rogo Sitai Liew. Dikurasi oleh Elroy Ramantan, pameran ini memandang isu lingkungan bukan sekadar persoalan ekologi, melainkan sebagai dialog hidup yang mencakup budaya, politik, dan perjuangan untuk bertahan. Para seniman ini dipilih karena keberanian mereka dalam menghadapi isu-isu seperti perpindahan paksa, penghapusan budaya, dan pembangunan berlebihan, sambil tetap menghormati warisan ekologi dan budaya adat Brunei yang kaya.Karya-karya mereka merefleksikan lingkungan sebagai ruang untuk merasa memiliki sekaligus sebagai bentuk perlawanan: dari distorsi dunia digital hingga deforestasi di Borneo; dari simbolisme spiritual dan transisi budaya hingga lenyapnya spesies dan pengetahuan secara diam-diam. Bersama-sama, mereka menantang kita untuk melihat alam bukan sebagai alam liar yang jauh, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas manusia, ingatan, dan perjuangan hidup.
