Catriona Maddocks

Catriona Maddocks adalah seorang kurator, seniman, dan peneliti, berasal dari Inggris dan berbasis di Sarawak, Kalimantan Malaysia selama lima belas tahun terakhir. Karya lintas disiplinnya berfokus pada pembuatan ruang kolaboratif, di mana untuk mengeksplorasi identitas, narasi komunitas, dan warisan budaya dalam konteks kontemporer. Dia adalah salah satu pendiri perusahaan sosial Catama, dan salah satu kurator Borneo Bengkel, sebuah platform kreatif yang berusaha membangun jembatan antara Sarawak, Sabah, Kalimantan, dan Brunei. Dia juga merupakan peneliti utama untuk Borneo Boat Lute Revival, sebuah inisiatif yang menyoroti kecapi asli yang terancam punah yang ditemukan di seluruh Kalimantan. Sebagai seniman yang berlatih, karya terbarunya Pagar dan Padi, yang dibuat bersama dengan Gindung Mc Feddy Simon, mengeksplorasi praktik penanaman padi, seni tanah, dan hak-hak pribumi. Sebagai wanita kulit putih Inggris dan penduduk asing jangka panjang di Malaysia Timur, posisi dan lensa kuratorialnya diinformasikan dari perspektif seorang imigran.

KURATORIAL

Karya Seni dari Malaysia: Akar

Menghimpun seniman dari tiga wilayah utama Malaysia Sabah, Sarawak, dan Semenanjung pameran Akar menyoroti isu-isu seperti akses terhadap lahan, kehilangan ekologi, marginalisasi politik, dan pengetahuan adat. Karya-karya yang ditampilkan mengungkapkan betapa eratnya keterkaitan antara politik ingatan dengan tempat, identitas, dan kenyataan kolektif masa kini. Tersirat dalam tiap karya adalah rasa nostalgia bukan nostalgia yang romantis atau sentimental, melainkan nostalgia kritis yang mempertanyakan bagaimana sejarah dijaga, siapa yang menjaganya, dan apa yang hilang ketika ingatan kolektif terkikis serta sumber daya dieksploitasi. Melalui medium kain, ilustrasi, cetak, film, fotografi, dan tanah itu sendiri, pengetahuan leluhur ditampilkan bukan sebagai arsip yang beku, melainkan sebagai ruang hidup yang terus diperjuangkan—sebagai jangkar dan sekaligus jalan menuju perlawanan. Dalam karya-karya ini, warisan budaya menjelma menjadi bentuk protes, yang mempertanyakan kemungkinan-kemungkinan yang muncul melalui tindakan mengingat, membentuk ulang, dan membayangkan kembali.

Catriona Maddocks

Catriona Maddocks adalah seorang kurator, seniman, dan peneliti, berasal dari Inggris dan berbasis di Sarawak, Kalimantan Malaysia selama lima belas tahun terakhir. Karya lintas disiplinnya berfokus pada pembuatan ruang kolaboratif, di mana untuk mengeksplorasi identitas, narasi komunitas, dan warisan budaya dalam konteks kontemporer. Dia adalah salah satu pendiri perusahaan sosial Catama, dan salah satu kurator Borneo Bengkel, sebuah platform kreatif yang berusaha membangun jembatan antara Sarawak, Sabah, Kalimantan, dan Brunei. Dia juga merupakan peneliti utama untuk Borneo Boat Lute Revival, sebuah inisiatif yang menyoroti kecapi asli yang terancam punah yang ditemukan di seluruh Kalimantan. Sebagai seniman yang berlatih, karya terbarunya Pagar dan Padi, yang dibuat bersama dengan Gindung Mc Feddy Simon, mengeksplorasi praktik penanaman padi, seni tanah, dan hak-hak pribumi. Sebagai wanita kulit putih Inggris dan penduduk asing jangka panjang di Malaysia Timur, posisi dan lensa kuratorialnya diinformasikan dari perspektif seorang imigran.

KURATORIAL

Karya Seni dari Malaysia: Akar

Menghimpun seniman dari tiga wilayah utama Malaysia Sabah, Sarawak, dan Semenanjung pameran Akar menyoroti isu-isu seperti akses terhadap lahan, kehilangan ekologi, marginalisasi politik, dan pengetahuan adat. Karya-karya yang ditampilkan mengungkapkan betapa eratnya keterkaitan antara politik ingatan dengan tempat, identitas, dan kenyataan kolektif masa kini. Tersirat dalam tiap karya adalah rasa nostalgia bukan nostalgia yang romantis atau sentimental, melainkan nostalgia kritis yang mempertanyakan bagaimana sejarah dijaga, siapa yang menjaganya, dan apa yang hilang ketika ingatan kolektif terkikis serta sumber daya dieksploitasi. Melalui medium kain, ilustrasi, cetak, film, fotografi, dan tanah itu sendiri, pengetahuan leluhur ditampilkan bukan sebagai arsip yang beku, melainkan sebagai ruang hidup yang terus diperjuangkan—sebagai jangkar dan sekaligus jalan menuju perlawanan. Dalam karya-karya ini, warisan budaya menjelma menjadi bentuk protes, yang mempertanyakan kemungkinan-kemungkinan yang muncul melalui tindakan mengingat, membentuk ulang, dan membayangkan kembali.