Annisa Fitri Yusuf M.Pd.
Direktur Art Borneo : Annisa Fitri Yusuf adalah seniman, penulis, dan manajer seni yang berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Ia aktif menginisiasi berbagai kegiatan seni yang berakar pada isu sosial, lingkungan, serta identitas lokal di wilayah Kalimantan dan Borneo. Keterlibatannya dalam dunia seni lintas disiplin telah membawanya menjadi figur penting dalam membangun ekosistem seni kontemporer di perbatasan Indonesia–Malaysia–Brunei.Sebagai pendiri dan direktur Art Borneo, Annisa memimpin inisiatif tahunan yang mempertemukan seniman dari tiga negara dalam semangat kolaborasi lintas budaya dan konektivitas regional. Program yang dipimpinnya menekankan pentingnya jejaring antar komunitas seni serta pemaknaan ulang terhadap kearifan lokal melalui pendekatan kuratorial dan eksperimental. Selain aktif di Art Borneo, Annisa juga dikenal sebagai salah satu penggerak kolektif seni emehdeyeh, serta terlibat dalam berbagai proyek edukasi seni seperti Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), dan menjadi seniman pengajar di bidang literasi dan seni pertunjukan. Pada tahun 2024, ia turut menjadi bagian dari proyek nasional Indonesia Bertutur di Ubud, Bali, sebagai project manager film animasi “AYA Batang Garing.” Melalui karya-karyanya, Annisa terus memperjuangkan ruang aman bagi keberagaman ekspresi seni di Kalimantan dan membangun jembatan antara tradisi dan praktik seni kontemporer.
Annisa Fitri Yusuf M.Pd.
Direktur Art Borneo : Annisa Fitri Yusuf adalah seniman, penulis, dan manajer seni yang berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Ia aktif menginisiasi berbagai kegiatan seni yang berakar pada isu sosial, lingkungan, serta identitas lokal di wilayah Kalimantan dan Borneo. Keterlibatannya dalam dunia seni lintas disiplin telah membawanya menjadi figur penting dalam membangun ekosistem seni kontemporer di perbatasan Indonesia–Malaysia–Brunei.Sebagai pendiri dan direktur Art Borneo, Annisa memimpin inisiatif tahunan yang mempertemukan seniman dari tiga negara dalam semangat kolaborasi lintas budaya dan konektivitas regional. Program yang dipimpinnya menekankan pentingnya jejaring antar komunitas seni serta pemaknaan ulang terhadap kearifan lokal melalui pendekatan kuratorial dan eksperimental. Selain aktif di Art Borneo, Annisa juga dikenal sebagai salah satu penggerak kolektif seni emehdeyeh, serta terlibat dalam berbagai proyek edukasi seni seperti Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), dan menjadi seniman pengajar di bidang literasi dan seni pertunjukan. Pada tahun 2024, ia turut menjadi bagian dari proyek nasional Indonesia Bertutur di Ubud, Bali, sebagai project manager film animasi “AYA Batang Garing.” Melalui karya-karyanya, Annisa terus memperjuangkan ruang aman bagi keberagaman ekspresi seni di Kalimantan dan membangun jembatan antara tradisi dan praktik seni kontemporer.
